Rabu, 06 Juni 2012

Pendakian Gunung LAWU


Bebera alternatif mengisi liburan akhir pekan. Nahh..Buat temen temen yang pengen naik gunung, Gunung Lawu salah satu tempat yang asikk dan menarik.
Gunung Lawu memiliki ketinggian 3.265 mdpl. Terletak diperbatasan antara Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Jawa Timur dan Sarangan Kabupaten Magetan Jawa Timur. Untuk sampai ke sana kita bisa naik angkutan umum Jogja-solo lalu solo-tawangmangu lanjut pindah kendaraan omprengan kata beberapa teman pendaki lain menuju cemoro sewu, bisa juga buat temen temen naik motor atau menyewa angkutan untuk sampai di Cemoro Sewu yaitu pintu masuk pendakian. Namun saran saya sebaiknya naik angkutan umum atau sewa truk, bis atau mobil sendiri untuk menjaga kondisi fisik tidak terlalu capek. Di jalur pendakian ada dua yaitu rute Cemoro Sewu dan Cemoro Kandang. Namun saya dan teman teman memilih jalur cemoro sewu, pendakian melalui jalur cemoro sewu akan melalui 5 pos. Mulai pendakian sekitar sore sehabis sholat asar. Dalam perjalanan tim terbagi menjadi 2 karena beberapa personil yang sudah kelelahan maklum lah ada beberapa cewek yang ikut. Setelah beberapa jam mendaki kami istirahat sekitar jam 9 di pos 3 untuk makan dan sholat. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan menuju pos 4 dan 5, karena cuaca yang makin ekstrim dan angin bertiup kencang akhirnya tim 1 memutuskan ngecam di pos 4 dan tim 2 ngecam dipos 5. Saya dan teman teman mulai mendirikan tenda di pinggiran tebing maklum ternyata banyak pendaki yang mendaki. Malam pun makin larut menjelang pagi dengan dinginnya cuaca dan angin yang ekstrim.. berrrr, membeku tangan dan kaki.
Sebelum matahari terbit bergegaslah untuk menuju puncak Hargo Dumilah. Sunrise muncul..Diperjalanan dimanjakan mata ini dengan pemandangan yang mantap, awan awan di bawah di tambah indahnya bunga edelweis. Ini lah hidup kawan dari alam lah kita hidup dan ke alam juga kita kembali.





Suka suka di Gunung Ungaran


Sekitar awal tahun 2010 yang lalu saya bersama ke 7 teman melakukan pendakian ke Gunung Ungaran Semarang, 3 senior dan 5 teman angkatan saya. Untuk mendaki Gunung Ungaran dapat melalui jalur Jimbaran Ungaran dan Taman Wisata Candi Gedung Songo. Gunung Ungaran sendiri memiliki ketinggian 2.050 mdpl terletak di sebelah Selatan- Barat Daya 40 km dari kota Semarang. Pendakian yang kami pilih yaitu jalur Jimbaran sekitar 8 jam untuk menuju puncak tertinggi. Pendakian dimulai sehabis istihat di pos pendakian awal sekitar jam 2 siang. Beban tas yang berat saat perjalanan tak menghalangi untuk menikmati pemandangan yang tersuguh, dari atas terlihat kota semarang yang terlihat sangat kecil. Menyusuri jalur setapak hati hati di kanan karena dikanan adalah jurag yang sangat dalam, bebrapa menit nanti akan bertemu sumber air yang mengalir bersih membuat kita segera ingin bermain air yang terasa segar. Dari sumber air tadi jalan mulai menanjak menuju perkebunan Sekendil, di lokasi ini terdapat perkebunan kopi kurang lebih 1 km dan pondok rumah.  Didepan kita akan bertemi percabangan jalan kekiri menuju puncak sedangkan lurus menuju Babadan Ungaran. Sesampai di pertigaan sikendil sebuah perbatasan kebun kopi milik PTP dan perkebunan teh milik PT. Astra.
Sesampai di kaki gunung tepatnya di sebuah perkampungan dusun promasan di tengah tengan kebun teh kami mulai mendirikan Tenda dan istirahat. Disini suasana terasa damai, asri dan alami sungguh nikmat. Sumber air yang cukup melimpah, kamar mandi membuat ingin segera mandi di Candi dan makan. Di lokasi perkebunan teh ini juga terdapat Goa Jepang yang dibangun dim masa penjajahan jepang. Lorong sepanjang 150 M yang terdapat ruang ruang di sisi kanan kiri. Menurut info beberapa teman Mapala pendakian sering terdengan jeritan orang disiksa dan ada yang melihat tentara Jepang yang berbaris disekitar Goa. Selain Goa didekat cam juga terdapat Candi Promasan yang berupa kamar mandi umum terbuka yang terdapat patung patung di sisi kanan kiri, konon dengan mandi di tempat ini akan membuat kita awet muda..hahaaa..langsung aja njebur bareng
Setelah gelap malam datang kami pun istirahat tidur dengan cuaca hujan deras waduhh.. terpaksa dumm dipindah dekat masjjid karena kebanjiran. Dini hari sekitar pukul 02.00 segera bergegas untuk memuncak. Perjalanan ditempuh sekitar 4 jam karena santai. Sesam pai di puncak  Ungaran kita akan menemui tugu yang dibangun oleh batalyon militer semarang. Dari atas puncak kita dapat melihat pemandangan yang luar biasa terlihat Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merbabu dan di belakangnya Gunung Merapi. Keindahan yang nampak dari luar tidak selalu menggambarkan sifat asli namun keindahan yang sesungguhnya akan muncul dari dalam.

Pertama Taman Nasional Baluran


Taman Nasional Baluran masih terasa asing di alat pendengaran saya..kayak apa si tempatnya? Penasaran..
Pertengahan tahun 2010 sekitar bulan juli ikutan lomba pangamatan yang di adakan oleh Taman Nasional Baluran. Untuk sampai di Taman Nasional Baluran naik kereta Sri Tanjung jurusan Jogja-Banyuwangi lalu naik bis langsung ke TN Baluran ya maklum udah dijemput orang TN tapi tetep aja bayar.kwkw
Perjalanan pulang karena salah satu teman sakit maka diputuskan untuk pulang duluan naik angkutan umum masih inget naik Sumber Kencana sedangkan yang lain tetap pulang menggunakan kereta sritanjung. Gilaaa..cuyy bis melaju kencang. Ngicip kata orang sumber kencana ngebut abis ternyata bener juga 14 jam nyampe terminal Giwangan Jogja.

Selasa, 10 Januari 2012

KPB BIONIC UNY Mengikuti “2nd Annual Baluran-PLN Birding Competition 2011”


Pada tanggal 13-17 Juli 2011 kemarin, Kelompok Pengamat Burung BIONIC (KPB BIONIC) Universitas Negeri Yogyakarta mengikuti “2nd Annual Baluran-PLN Birding Competition 2011” yang diselenggarakan oleh Taman Nasional Baluran Situbondo. Diikuti sekitar 64 tim dari beberapa Universitas, Taman Nasional, bahkan peserta dari luar negeri, diantaranya UNAS, UI, IPB, ITB, UIN Sunan Kalijaga, ITS Surabaya, UNY, UGM, UNNES Semarang, UNAIR, UNJ, UNDIP, UNM Malang, PPBJ, TN Karimun Jawa, TN Alas Purwo, Bali Barat National Park, TN Gunung Merapi dan dari negara Cheko. Acara ini sebelumnya telah diadakan pada tahun 2010 dan kembali diadakan pada tahun ke-2 oleh Taman Nasional Baluran di tahun 2011, selain bertujuan menyerukan konservasi juga menjadi ajang berkumpul pangamat burung dari seluruh Indonesia. KPB BIONIC sendiri menurunkan 11 tim untuk mengikuti event ini berjumlahkan 33 orang mahasiswa biologi.
Karakter habitat Taman Nasional Baluran sendiri sangat beragam menjadikan jenis burung yang ada juga beragam. Iklim yang sangat kering karena karena curah hujan yang sangat rendah (antara 900-1600 mm/tahun) menjadikan kawasan ini didominasi oleh tipe hutan musim dengan pepohonan yang tidak terlalu rapat. Ada beberapa lokasi yang menjadi spot pengamatan antara lain Savana Bekol, Hutan Ever Green, Pantai Bama dan jalur baru pengamatan seperti Balanan, hutan Mantingan, bukit Talpat. Jika kita melewati jalur Savana Bekol maka kita akan melihat  savana yang luas membentang, teman teman sering menyebutnya  afrikanya Indonesia. Jalur Hutan Evergreen yaitu hutan yang konon katanya pohon akan tetap hijau meski pada musim kemarau disini kita akan bertemu banyak jenis burung semak ataupun pelatuk, ketika sesampainya di Pantai Bama kita akan disambut segerombolan Macaca dengan perilakunya berusaha merebut makanan yang kita bawa, di pantai ini kita juga bisa snorkling, karena struktur pesisir pantai yang landai dan banyak ikan hias serta biota laut seperti bintang laut, bintang mengular, kerang dan lainnya. Jika kita menyusuri jalur baru seperti Balanan, di ujung Balanan kita akan disuguhi pemandangan tebing pantai yang indah dengan laut yang biru. Selama 5 hari mengikuti lomba banyak pengalaman baru yang kami dapat. Beberapa jenis Burung yang berhasil kami temui seperti : Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Merbah Cerukcuk (Pycnonotus goiavier), Sepah Kecil (Pericrocotus cinnamomeus), Kangkareng Perut-putih (Anthracoceros albirostris), Punai Gading (Treron vernans), Cekakak Sungai (Halcyon chloris), Tekukur Biasa (Streptopelia chinensis), Raja udang Biru (Alcedo coerulenscens), Dederuk Jawa (Streptopelia bitorquata), Layanglayang Loreng (Hirundo striolata), Bentet Kelabu (Lanius schach), Kacamata Biasa (Zosterops palpebrosus), Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides), Gelatik Jawa (Padda orizyvora), Bondol Peking (Lonchura punctulata), Bondol Haji (Lonchura maja), Kipasan Belang (Rhipidura javanica),Cangak Laut (Ardea sumatrana), Kekep Babi (Artamus leucorynchus), Cabai Jawa (Dicaeum trochileum), Perenjak Jawa  (Prinia familiaris), Kapasan Kemiri (Lalage nigra), Caladi Tilik (Dendrocopus moluccensis), Layanglayang Asia (Hirundo rustica), Walet Linchi (Collocalia linchi), Srigunting Kelabu  (Dicrurus leucophaeus), Gagak Hutan (Corvus enca), Ayam hutan Merah (Gallus gallus), Gemak Loreng (Turnix suscicator), Ayam hutan Hijau (Gallus varius), Merak Hijau (Pavo muticus), Alap alap Capung (Microhierax fringillarius), Srigunting Hitam (Dicrurus macrocercus), Elangular Bido (Spilornis cheela) dan masih banyak lagi. Sedangkan list data  Taman Nasional Baluran tercatat kurang lebih 171 jenis burung. Jika kita berkunjung di Taman Nasional Baluran anda akan disambut dengan panorama keindahan alam padang savana, disore hari menikmati matahari terbenam dan dipagi harinya anda akan dimanjakan dengan sunrise, jangan lupa juga untuk melihat Burung Merak Hijau (Pavo muticus), burung yang terkenal dengan keindahan bulu bulunya yang tidak terlalu sulit untuk kita temui serta Banteng yang sekarang statusnya terancam punah karena perubahan iklim faktor lingkungan dan manusia.







Serangkaian acara perlombaan yang dilaksanakan seperti lomba pengamatan burung, cerdas cermat, kuis, fotografi dan lomba hiburan bongkar pasang tenda. Juri pada lomba BBC 2011,  diantaranya Riza Marlon yaitu seorang fotografer Wildlife yang kerap disapa Bang Caca, Karyadi Baskoro seorang dosen UNDIP yang konsisten dengan konservasi dan biodiversity Indonesia yang akrab disapa Pak Bas, Iwan Setiawan seorang yang konsisten juga tentang konservasi indonesia dan beberapa juri lokal.(Abdu Rohman) ()






Roosting BSG 2011 Meraba Dalam Kegelapan



Roosting BSG 2011 meraba dalam kegelapan, seru Dani salah satu teman kami yang menyerukan Jargon dengan semangatnya. Pada tanggal 19–20 maret 2011 lalu Kelompok studi tentang Biospeleogi BSG (salah satu BSO di HIMABIO) mengadakan Roosting di Gua Semuluh dan Gua Seropan Wonosari Gunung Kidul. Acara ini bertujuan perekrutan anggota baru BSG (Biospeleology StudienGruppen FMIPA UNY) yang diikiti oleh 20 orang. Biospeleologi yaitu ilmu yang mempelajari tentang organisme di kawasan Kars baik Eksokars maupun Endokars, Jika kita memasuki kawasan gua umumnya ada 4 zona yaitu zona terang, zona peralihan, zona gelap, zona gelap abadi. Salah satunya daerah Wonosari merupakan kawasan Kars dimana kawasan banyak terdapat Gua diantaranya Gua Semuluh  dan Gua Seropan, ketika kami masuk kedalam lorong Gua kami menjumpai fenomena deretan keindahan stalaktit yaitu batuan batuan karbonat yang mengalami karstifikasi, CO2 yang bereaksi dengan air hujan akan membentuk H2CO3 yang sifatnya sangat reaktif terhadap batu gamping (CaCO3). Kadar CO2 diudara jumlahnya sekitar 0,03% sedangkan didalam gua berkisar 0,1 % sampai 3,75% semakin beasar kearah dalam (IUCN, 1997), selain itu kami juga menjumpai beberapa jenis Serangga antara lain : Jangkrik Gua (Rapidopora), Serangga Gua (Amblipiki), Serangga Air, Kelelawar bahkan Katak, Molusca, Kepiting dan Jamur. Gua Seropan dimana Gua ini terdapat aliran sungai bawah tanah yang dimanfaatkan warga sekitar untuk keperluan sehari hari, aliran sungai Gua seropan ini mengalir hingga laut melalui bawah tanah. Saat kami menyusuri gua sampai di aliran sungai bawah tanah perasaan takjub, takut bercampur girang terheran heran menguasai pikiran, rasa lelah pun terbayar dengan menikmati keindahan yang ada di gua dan bermain air bersama setelah berjalan menyusuri aliran sungai. Istirahat sejenak bersama teman teman sambil mendengarkan sodara Dani dengan kerempongannya mengatakan “BSG 2011 meraba dalam kegelapan” tertawalah terbahak bahak kami sambil bermain air.
Menurut Abdu Rohman, salah satu peserta “acara Roosting sangat menarik dan asik, saya mendapatkan pengalaman baru tentang kawasan kars, ketika kita memasuki zona terang, zona peralihan, zona gelap, zona gelap abadi maka akan nampak sensasi lain didunia kegelapan dan tentunya banyak keindahan keindahan yang tersimpan dunia ini hingga tempat yang gelap sekali pun”. (Abdu Rohman)


Kenali Alam Lewat Perang ARWANA

Kelompok Pecinta Alam ARWANA, pada tanggal 26 – 27 februari 2011 melaksanakan Perang Arwana (Perekrutan Anggota Arga Wana Setya Buana) bertempat di Bukit Suroloyo Kulon Progro. Dimana acara ini bertujuan untuk perekrutan anggota baru  Arwana yang diikuti oleh 25 orang. Keberangkatan dari kampus FMIPA UNY menuju bascamp, dalam perjalanan kami menyusuri bukit bukit yang terjal dan longsor. Bukit Suroloyo merupakan pegunungan menoreh, dimana masih terdapat pepohonan yang cukup lebat  diketinggian kurang lebih 1000 meter dan masih banyak terdapat jenis tumbuhan paku pakuan dan hewan lain.
Esok pagi pagi kami pun mulai bergegas tuk menuju puncak Suroloyo, dalam perjalanan mata  kami dimanjakan pemandangan yang eksotis dan sunrise dan berhasil mendata  beberapa jenis tumbuhan paku seperti, Arbei gunung (Clidemia hirta), Melastoma malabathricum, Lycopodium cernuum, Selaginella caudata, Glechenia linearis, Lyndsaya cultrate, Pteris ensiformis, Adiantum cunneatum, Cyclophorus varius, Cyclophorus nummularifolius, Lindsaya davalloides, Dryopteris rufescens, Blechnum patersonii, tumbuhan Obat seperti jinten (Eryngium foetidum), tumbuhan yang dapat dimakan Pacar air (Impatiens balsamina) dan bahkan kami menemui beberapa jenis burung antara lain : Sepah kecil (Pericrocotus cinnamomeus), Cipoh kacat (Aegithina tiphia), Gelatik batu kelabu (Parus major), Srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), Srigunting kelabu (Dicrurus leucophaeus), Elang-alap cina (Accipiter soloensis), Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), Elang-ular bido (Spilornis cheela), Burung madu sriganti (Nectarinia jugularis), Prenjak padi (Prinia inornata), Layang layang api (Hirundo rustica), Layang layang batu (Hirundo tahitica), Layang layang loreng (Hirundo striolata), Kapinis rumah (Apus affinis), Jingjing batu (Hemipus hirundinaceus), Caladi ulam (Dendrocopus macei), Tepekong jambul (Hemiprocne longipennis).
Menurut Eko Sucipto, ketua Arwana yang merupakan salah satu BSO Himabio FMIPA UNY dan juga bertindak sebagai ketua pelaksana kegiatan, kita bisa lebih dekat dan mengenali alam sekitar kita dan berharap agar kita semua selalu menjaga alam karena alam warisan yang paling berharga untuk anak cucu kita.
Abdu Rohman.

Senin, 09 Januari 2012

Ikuti Gelatik KPB BIONIC UNY



Kelompok Pengamat Burung BIONIC UNY (KPB), pada tanggal 19 - 20 februari 2011 lalu mengadakan kegiatan Gelar  Pelantikan (Gelatik) anggota baru bertempat di Wisma Sermo Asri di Kawasan Suaka Marga Satwa Sermo Kulon Progo. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaring anggota baru KPB BIONIC UNY, dari tahun ketahun jumlah peserta bertambah terbukti pada tahun ini yang di ikuti 54 peserta. Acara Gelatik  ini sendiri dilaksanakan selama dua hari dimana anggota baru akan perkenalkan tentang sejarah berdirinya KPB BIONIC UNY, pengenalan alat, tehnik mengamati, Ekologi dan Konservasi Burung bahkan peserta diajak langsung  mengamati burung di alam. Kawasan Suaka Marga Satwa Sermo sendiri merupakan hutan lindung  yang mempunyai luas 181,0 H dimana Kawasan hutan ini masih mempunyai pepohonan yang masih cukup lebat, terdapat sungai dan waduk yang memungkinkan mempunyai tingkat biodiversitas yang tinggi kususnya jenis burung.
Setelah dua hari pengamatan disekitar waduk didapatkan beberapa jenis burung antara lain : Burung madu sriganti (Nectarinia jugularis), Burung madu kelapa (Anthreptes malacensis), Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), Merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier), Cabe jawa (Dicaeum trochileum), Sepah kecil (Pericrocotus cinnamomeus), Sepah hutan ( Pericrocotus flammeus ), Kaca mata biasa (Zosterops palpebrosus), Walet sapi (Collocalia vulcanorum), Walet linchi (Colocalia linchi), Raja udang meninting (Alcedo meninting), Ayam hutan (Galus galus), Bondol jawa (Lonchura leucogastroides), Cipoh kacat (Aegithina tiphia), Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), Cucak kuning (Pycnonotus melanicterus), Cabai bunga api (Dicaeum trigonostigma), Cinenen pisang (Orthotomus sutorius), Bubut jawa (Centropus nigrorufus), Kadalan birah (Phaenicophaeus curvirostri), Elang-ular bido (Spilornis cheela), Kehicap ranting, Cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), Elang alap cina (Accipiter soloensis), Pijantung kecil ( Arachnothera longirostra ), sikep madu asia ( Pernis Pthilorhincus),
Menurut Shaim Basyari, ketua Bionic yang merupakan salah satu BSO Himabio FMIPA UNY ‘Saya sangat senang peserta gelatik tiap tahun bertambah jumlahnya. Itu artinya semakin banyak orang yang peduli dengan kekayaan hayati kita, terutama terhadap burung. Harapan saya, setiap orang yang ikut gelatik ini mampun menjadi agen agen konservasi bagi lingkungan mereka masing masing.







Abdu Rohman.